Cinta
aku meninggalkanmu di pintu kota
namun, masih engkau yang memegang erat tanganku
di ujung rimba sebagai angin sejuk pegunungan
atau akar angin yang bergelantungan
di ranting-ranting pohon
ketika kau memelukku
denyut jantungmu adalah suara langkah
anak-anak riang gembira
ketika aku memandangmu
ia bagai fajar merekah
menghangatkan dan memberi kehidupan
pada petani-petani gunung atau memberi cahaya
bagi alam agar kembali bersua
kutengadahkan kepalaku
bias wajahmu tergambar dalam benakku
ketika membayangkan wajahmu
ternyata hidup bukan hanya sekadar kutukan
kulangkahkan seribu gunung, lautan, dan desa-desa
riuh pasar dan senyapnya pada rumput di balik bukit hijau,
dingin pegunungan, hingga panas membakarnya kota
namun, pada akhirnya
cinta adalah kau
dan aku menuju ke sana